Jumat, 06 September 2013

Mengenal Istilah Root di Android

Android1Android merupakan sistem operasi berbasis open source untuk perangkat mobile yang paling populer saat ini. Tengok saja berapa jumlah ponsel dan tablet Android yang berada di pasaran saat ini. Jumlahnya lebih banyak dibandingkan perangkat lain seperti iOS serta Windows Phone. Tak cukup sampai pada perangkat ponsel dan tablet saja. Belakangan, Android juga digunakan pada perangkat teknologi wearable seperti seperti smartwatch serta kaca mata pintar milik Google, Google Glass
Menilik sejarahnya, Android sebenarnya bukanlah sistem operasi yang dibuat murni dari nol. Andy Rubbin, si pembuat Android, memanfaatkan sistem yang lebih dulu eksis yakni Linux. Sebelum hadirnya Android, Linux lebih dikenal sebagai sistem operasi untuk perangkat komputer desktop serta server
Karna dibuat dari Linux, maka sistem Android juga sama seperti varian Linux pada umumnya. Di lingkungan Linux terdapat beberapa tingkatan user, mulai dari user biasa yang aksesnya terbatas, hingga user administrator yang bisa mengakses ke core sistem. Di Linux, user administrator biasa disebut root. Root juga sekaligus merupakan direktori tertinggi dalam hirarki Linux yang umumnya terdiri atas 9 direktori utama seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini
root-droid
Oleh Andy Rubbin, struktur direktori tersebut telah dimodifikasi sedemikian rupa untuk disesuaikan pada perangkat mobile karna karakteristik serta komponen pada laptop serta perangkat mobile tentu saja tidak sama.

Lalu apa itu root di Android?

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, root merupakan tingkatan user tertinggi dari sistem Linux. Tentu saja hal ini juga berlaku pada Android yang notabene merupakan varian Linux. Jika Anda sering mendengkar istilah “nge-root Android”, itu sebenarnya merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan pada ponsel/tablet untuk mendapat hak akses root/administrator. Pertanyaannya adalah, perlukah ponsel Android di-root?
User root memiliki hak untuk mengakses core/inti sistem di Android. Dengan demikian ia bisa melakukan apa saja yang ia mau terhadap ponsel yang bersangkutan. Termasuk melakukan overclock, melakukan custom ROM hingga tindakan lain yang tak bisa dilakukan oleh user biasa. Namun, perlu diingat, melakukan root terhadap perangkat Android berarti Anda akan kehilangan garansi dari vendor yang bersangkutan
Root biasanya dilakukan oleh developer aplikasi, tester, maupun pengguna Android tingkat lanjut untuk meningkatkan performa Android. Terutama untuk perangkat Android dengan spesifikasi rendah. Jika Anda hanya menggunakan Android untuk keperluan komunikasi sehari-hari, sangat tidak disarankan untuk melakukan root
Beberapa hal yang dapat Anda lakukan terhadap perangkat Android yang sudah di-root antara lain:
  • Overclock prosesor
  • Costom ROM
  • Uninstall aplikasi bawaan vendor yang tidak dibutuhkan
  • Menginstall aplikasi yang membutuhkan hak akses root
Poin-poin diatas hanyalah beberapa contoh saja. Masih banyak tindakan lain yang dapat Anda lakukan pada perangkat Android yang sudah di-root. Untuk yang mengerti perintah-perintah Linux, Anda juga dapat menjalankan perintah-perintah yang berhubungan dengan sistem melalui terminal emulator
Satu hal yang patut dicatat terkait root di Android adalah tentang kemungkinan masuknya malware. Perangkat yang sudah di-root tentu memiliki resiko terinfeksi malware yang lebih tinggi. Jika sudah terinfeksi, maka dapat menimbulkan efek yang buruk pada sistem karna hak akses sistem sudah terbuka
Read more »